Terima kasih anda sudah berkunjung di Website Mentari_Nazihah | Silahkan Download Materi | Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Anda |Terima_Kasih|

Jumat, 11 Mei 2012

SETUDI HADIS EKONOMI

PANDANGAN ISLAM TERHADAP
ETOS KERJA dan KEWIRAUSAHAAN

A. Etos Kerja
Etos adalah pandangan hidup yang khas dari seseorang atau gabungan socialdan kerja adalah semangat yang menjadi ciri dan keyakinan seseorang atau kelompokjadi atos kerja adalah pandangan hidup disertai semangat yang khas pada seseorang atau golongan social.
Dalam islam dikenal pula atas kerja yang dapat diambil rujukannya dari hadis sebagai berikut.

ِِحر ثََنَا مُوْ َس بْنِ اِ سْمَا عِيْلَ حَرٍّ ثَنَا وَ هَيْبُ حَرّ َثَنَا هِشَا مُ . عَنْ اَ بِيْتِ عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِرَ ا مٍ رَ طِيَ ا للهُ عَنْهُ عَنْهُ عَنَّبِيَّ صَلَّ للهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمِ قَا لَ : قَلَ : اَلْيَدُالْعُلْيَاخَيْرُ مِنْ الَيدِالسُّفْلَى وَاْبْرَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غَنىِ وَمَنْ يَسْتَعْفَفْ مَعْفَةُ اللهِِ وَمَنْ يَّستَغْنىِ يُغْنِهِ الله وَعَنْ وَهَيْبٍ قَالَ اخَبَرَنَا هِشَامُ عَنْ عَبِيْ اَنْ أَبِيّ َهُرَيْرَهْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ الّنَبِيَّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذََا .

Artinya :Nabi SAW bersabda : “ tangan yang di bawah . mulailah orang yang wajib keamu nafkah! Sebaiknya sedekah dari orang yang tidak mampu. Barang siapa yang memelihara diri sendiri(tidak meminta – minta ) maka Allah SWT akan memeliharanya barang siapa yang mencari kecukupan maka akan dicukupi oleh Allah SWT. “
Maksud hadist diatas adalah tidak berarti membolehkan meminta –minta, akan tetapi motivasi muslim yang ingin berusaha dengan keras agar dapat menjadi tangan diatas yaitu orang yang mampu memberi dan membantu sesuatu pada orang lain dari hasil jerih payahnya.
Seseorang akan dapat membantu sesama apabila dirinya telah kecukupan, Sesorang dapat dikatakan kekecukupan apabila mempunyai penghasilan yang lebih dan akan dapat penghasilan lebih jika berusaha keras dan baik.
Serta hadis disertai etos kerja yang tinggi dalam bekerja seseorang muslim hendaknya mempunyai tiga kekuatan yaitu:

1. Kualitas iman
Kualitas iman seseorang dapat dilihat dari perilakunya seperti selalu tegar tidak mudah putus asa bekerja keras serta berserah diri kepada Allah SWT. Bekerja atau menjadi kemampuannya (Abilitty)
Seseorang mukmin diwajibkan bekerja dengan baik agar menjadi katagori orang yang kuat dalam berbagai hak baik dalam keimanan kejiwaan dan keilmuan, kita sudah memiliki kekuatan tersebut maka akan menadi orang yang unggul. Dan orang yang unggul akan menghasilkan prestasi hidupnya, prestasi tersebut dapat terlihat dari kualitas kerja (quality) yang dilakukan seseorang dengan baik.

2. Ketepatan dan kecepatan waktu (Quick)
Seseorang muslim dianjurkan memanfaatkan waktu yang baik dan seimbang antara bekrja, beribadah dan beristirahat, karena orang yang sukses adalah yang senantiasa menggunakan waktunya yang bermanfaat dan serius dalam mengerjakan sesuatu.

3. kuantitas yang dihasilkan dari sebiah pekerjaan (Quantity)
Islam mencela orang yang mampu untuk bekerja dan dapat memanfaatkan karunia yang diberikan Allah SWT yang berupa kekuatan dan kemampuan diri untuk bekal hidup didunia dan diakhirat.

B. Kewirausahaan
Kewirausahaan atau wirasuasta merupakan istilah baru dikenal pada tahun 70 han tahun dalam sebuah buku karangan Dr.Suparman Suhamiya yang dikutip kembali oleh Ir. Soesorjono Miyandi mengganti wirasuasta yang terdiri dari
Wira = utama, gagah, luhur, berani, dan teladan
Swa = sendiri
Sta = berdiri
Swasta = berdiri di atas kaki sendiri atau sendiri atas kemampuan sendiri.
Jadi Wirausuasta adalah sifat. Keberanian keutamaan dan keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan dirinya
Ada beberapa unsur kewirausahaan seperti

1. Pengetahuan atau kognitif yang menceritakan tingkat penalaran seseorang atau tingkat kemampuannya dalam berfikir yang umumnya lebih ditentukan oleh tingkat pendidikan seseorang

2. Keterampilan atau psikomotorik yang umunmnya lebih ditentukan oleh banyaknya latihan dan pengalaman kerja yang nyata karna unsure ini melibatkan gerak anggota badan.

3. Mental lebih mencirikan respon, tanggapan atau tingkah laku lalu seseorang dihadapkan pada sesuatu situasi tertentu.

4. Kewaspadaan merupakan panduan unsur kognitif dan sikap mental terhadap sesuatau yang akan datang pemikiran atau rencana tindakan seseorang terhadap sesuatu yang diduga akan terjadi esok harinya.
Sedangkan kewirausahaan dalam islam dapat dilihat dari konsep dasarnya yaitu hadist dari konsep dasarnya yaitu hadis dari Rasulullah yang berbunyi:

حَرَّثَنَا أَبُوْ عَامِرٍ العَقََرِيُّ عَنْ مُحِمّدِ ابْنِ عَمَّارٍ كَشَا كِشْرٍ قَاَلَ سَمِعْتُ سَعِيْرًا المَقْبَدِيَّ يُحَدِّ ثُ عَنْ أَبِيْ هُرِيْرَهْ عَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ قََاَلَ خَيْرُ الْكَسْبِ كَسْبِ يُدِالْعَامِلِ إدَا نَصَحَ

Artinya : Nabi SAW bersabda :” usaha yang penting baik adalah hasil karya seseorang dengan tangannya jika ia jujur (bemaksud baik )”

Kalimat amalu ar-rajuli biyadihi dalam hadist tersebut yang berarti usaha seseorang dengan tangannya dan dapat dimaknai dengan wirausaha. Karena dengan melakukan sesuatu dengan tangannya berarti seseorang dapat dituntut dapat menciptakan sesuatu dan dapat memanfaatkan peluang dan kemampuan yang dimiliki dengan berwirausaha dengan menciptakan sesuatu berdasarkan kemampuan yang dimiliki dan berkarya tampa berhenti untuk berinovasi, memanfaatkan peluang yang ada agar dapat mencapai keuntungan yang optimal.
Dengan demikian dalam melakukan sesuatu usaha , disamping harus mempunyai atas kerja yang tinggi, seseorang muslim harus mempunyai jiwa kewirausahaan agar berusaha dapat berkembang dengan baik, dan tidak mengalami kerugian, karna pada hakekatnya kewirausahaan adalah untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan mewujudkan gagasan inovatif dan kreatif . kereatif adalah berfikir sesuatu yang baru. Sedang inovasi adalah bertindak melakukan sesutau yang baru.

0 komentar:

Posting Komentar